Kira2 10-15 tahun yang lalu saya pernah diajak teman untuk ikut seminar rohani, pembicara utamanya adalah Bapak Daud Toni (mantan dukun sakti).
Beliau mengatakan awalnya ilmu Gendam digunakan untuk kebaikan, untuk menidurkan orang yang susah tidur karena berbagai masalah. Tetapi lama kelamaan digunakan untuk kejahatan, misalnya 1 kampung di 'gendam' kemudian penjahatnya beraksi menguras harta benda penduduk yang telah tertidur pulas terkena pengaruh gendamnya.
Berikut ini artikel tentang kejahatan Hipnotis dan Gendam yang saya dapat dari
Metrotvnews:
"TARIK napas dalam-dalam. Lepaskan perlahan. Satu, dua, tiga. Pejamkan
matamu. Istirahatkanlah pikiranmu. Longgarkanlah semua persendianmu..."
Mulut wanita paruh baya itu tak berhenti merapalkan 'mantra'. Di hadapannya,
wanita yang terlihat lebih muda terpejam khusyuk mendengarkannya.
"Dalam hitungan ke-tiga, bukalah mata dengan perlahan. Ya, satu, dua,
tiga," ujar wanita paruh baya itu mengakhiri kegiatannya.
Lantas, si wanita muda mulai membuka mata dengan perlahan. Meski telah terbuka,
tapi tatapan matanya terlihat masih kosong. "Itu efek-efek halusinasi
menuju sadar," kata si perapal mantra.
"Seperti ada yang meluk ya, gak mau lepas," ujar Andrien, vocalist
band Superplus yang bersedia menjadi 'korban' hipnoterapis di Program 811,
Metro TV, Kamis (25/8).
Awalnya, wanita cantik itu mengaku tak bersedia menjadi objek hipnotis. "
Tapi makin lama, malah makin tenang gitu," tuturnya sumringah.
Tak ada yang aneh dengan kegiatan itu. Di televisi, kegiatan bernama hipnotis
ini hampir tiap hari menjadi santapan mata pemirsa. Ada yang memang dibuat untuk mempertontonkan
kehebatan, namun tak terkecuali untuk humor semata.
Negatifnya, hipnotis marak membius pemudik jelang Lebaran. Prof Ronnie
Nitibaskara, kriminolog Universitas Indonesia, mencatat tindak kriminal
itu dimulai sejak dua atau bulan sebelum Lebaran.
"Kesempatan yang halal untuk tujuan materialistis tidak terbagi rata.
Sehingga kemudian ada orang yang mengambil jalan menyimpang menimbulkan inovasi
baru. Mulai dari kekerasan, kejahatan sampai mencari uang dengan cara
menghipnotis," kata Ronnie.
"Sebenarnya, hipnotis itu orang yang melakukan kegiatannya. Nah, kalau
kegiatannya sendiri, itu hipnosis," si perapal mantra menjelaskan.
Wanita paruh baya pembaca 'mantra' itu ialah Dewi Yogo Pratomo. Master
hipnoterapis cum doktor psikologi ini tercatat sebagai salah satu hipnoterapis
mumpuni Indonesia.
Ia pernah beberapa kali menghipnosis para tersangka kasus kejahatan besar
semisal pembunuh berantai dan teroris.
Menurut wanita kelahiran Jakarta,
10 Maret 1964 itu, hipnosis atau hipnotis bukanlah sesuatu yang tak bisa
ditolak kehadirannya. Karena, efek hipnotis tidak sepenuhnya melelapkan korban.
"Korban masih dalam keadaan setengah tidur, setengah sadar,"
tuturnya.
Justru, kegiatan yang bisa mengontrol penuh pikiran manusia itu bukan hipnosis.
Kegiatan itu dikenal masyarakat Indonesia,
terutama di Pulau Jawa dengan nama gendam atau gundam dalam bahasa Sunda.
"Tubuh korban bisa bergerak mengikuti keinginan tukang gendam,"
ujarnya lagi.
Terlebih, hipnosis itu ia yakini hanya berlangsung selama lebih kurang 15
menit. Sedangkan gundam bisa sampai dua jam lebih.
Setali tiga uang, Prof Ronnie Nitibaskara, seorang kriminolog dan antropolog
Universitas Indonesia,
mengatakan gendam atau gundam dalam ilmu antropologi merupakan bagian dari
Occultisme. "Selain gendam, ada juga sirep. Nah, biasanya menggunakan
tanah kuburan yang dilemparkan ke rumah, lalu seisi rumah tidur,"
tuturnya.
Occultisme, Ronnie memaparkan, merupakan tindakan mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan kuasa gelap. "Itu (Occultisme) sesuatu yang
tersembunyi, bersifat rahasia," tambahnya.
Di masyarakat Indonesia,
occultisme bisa dipraktekkan menjadi tiga rupa. Pertama, occultisme bersifat
penipuan. Praktek ini biasanya dilakukan oleh orang yang mengaku pandai
mengobati orang sakit, pandai mencari barang hilang, pandai mencari roh, dan
pandai menghipnotis seseorang. "Tapi nyatanya, bohong," kta Ronnie.
Selanjutnya, sering juga dijumpai occultisme yang bersifat alamiah. Kemahiran meramal,
bisa mendengar dari jarak jauh, dan psikometri (mengetahui benda milik orang
lain dengan hanya meraba), didapatkan secara alamiah.
Ketiga, ada juga occultisme yang bisa dipelajari. Jenis ini biasanya masih
sering dilakukan oleh orang-orang di pedalaman sebagai sebuah tradisi.
"Yang pasti si tukang gendam pasti tahu siapa orang yang mudah
di-gendam," ujar Dewi. Ia mencontohkan orang-orang yang biasa jalan di
saat tidur merupakan orang yang mudah dipengaruhi. Termasuk orang dalam kondisi
lelah fisik dan psikis.
Sementara, bentuk komunikasi yang dilakukan penggendam itu mentransfer energi
melalui mata. Mengapa mata? "Karena kata orang Jerman, mata itu
mengekspresikan seluruh jiwa," cakapnya.
Selain melalui pandangan mata, transfer sugesti pun bisa disalurkan hanya lewat
suara. "Makanya banyak kasus gendam telepon," tambahnya lagi.
Untuk menghindari upaya penggendam, ada beberapa cara yang ditawarkan Dewi.
Pertama, bila sedang bepergian atau mudik lebaran sepertio saat ini, usahakan
jangan sendiri. "Jadi kalau bepergian mending rame-rame. Karena gendam
tidak bisa menembus orang dalam keadaan ramai atau sering berkomunikasi,"
tambah Dewi.
Kedua, jika ada orang yang menepuk dari belakang, pertama kali yang dilakukan
adalah berteriak. Dengan teriakan, orang yang ditepuk secara otomatis akan
memutus transfer gendam lewat hentakan tangan penggendam.
Dan yang paling penting menurut Dewi ialah, usahakan tidak menggunakan pakaian
mencolok, perhiasan, dan memamerkan barang-barang mewah. "Bawa uang
secukupnya aja," pungkasnya.
Saya juga pernah mendengar dari sebuah acara tv , seorang pakar hipnotis mengatakan kalau seseorang menjawab kira2 10-12 pertanyaan dengan 'ya' maka selanjutnya dia akan menuruti apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya (penjahat) tersebut. Saat itu saya baru jelas mengapa seseorang bisa sedemikian bodohnya untuk dituntun oleh penelpon hingga ke ATM dan mentransferkan sejumlah uang seperti yang disebutkan oleh pelaku kejahatan melalui pembicaraan telepon.
Dari seminar yang saya ikuti, Bapak Daud Toni mengatakan kalau pelaku kejahatan 'gendam' biasanya menepuk pundak korbannya sambil berkata basa basi ala kadarnya, tetapi akibatnya fatal, karena korbannya jadi linglung (*) dan menuruti apa yang diminta oleh peng-gendam itu. Nah cara antisipasinya kalau kita ditepuk seseorang maka agar 'power' gendam itu netral adalah dengan menepuk balik pundak orang tersebut, tidak perlu keras2, bisa dilakukan sambil basa-basi ala kadarnya juga.
(*) Tidak semua orang bisa digendam, tergantung dari 'power' yang dimiliki orang tersebut, biasanya pelaku kejahatan memilih korban yang menurutnya bisa di-gendam.
Semoga Bermanfaat...