Pria Korban Atasan Perempuan
ATASAN perempuan!!! Sudah
berumur pula!!! Empat puluhan!!! Lumayan cantik dan seksi, sih!!! Tajir lagi!!! Anaknya dah tiga pula!!! Suaminya sudah
ganti empat kali!!!
Kedengarannya aneh, ya? Biasanya, kan , perempuan
yang diperkosa. Ini, kok, pria!
Bagaimana bisa?! Tapi memang bisa, tuh! Gimana, dong?!
Awalnya dari sering diminta menemani makan siang. Lanjut menjadi
tempat curhat. Lama-lama, mulai, deh, jadi sering ditelpon dan minta
ditemani pergi. Imbalannya jabatan dan gaji naik. Siapa yang nggak mau?
Dipeluk dan dicium pipi, tadinya, sih,
dipikir biasa saja. Tapi, kok, kemudian,
jadi mulai agresif. Jawil-jawil dan cubit pantat mulai sering
dilakukan. Tidak di depan orang banyak pastinya!!! Sampai kemudian, pada suatu
malam, diundang makan malam dan diajakdugem bareng. Bodohnya, mau saja lagi dicekokin macam-macam. Pulangnya, diajak
ke apartemen. Alasannya, minta diantar saja. Yah, namanya
juga bujangan. Kalau cuma mengantar perempuan, jam berapa pun pasti mau. Nggak akan ada yang marah!!!
Setengah sadar, setengah tidak sadar, bukannya langsung pulang,
dia nurut saja
diajak masuk ke dalam kamar di apartemen itu. Katanya, dia juga sudah tidak
kuat lagi untuk pulang karena kepala rasanya sudah berat. Yang dia tahu,
bajunya dibuka dan perempuan itu mulai menggerayanginya. Sempat menolak, tapi,
tidak sanggup. Dia bisa merasakan tubuh perempuan itu ada di atasnya dan
menidurinya beberapa kali.
Nggak usah dilanjut, ya!!!
Nanti kayak buku Enny Arrow lagi!!!
Anyway, setelah kejadian itu,
dia merasa sangat tertekan. Masalahnya, tadinya, dia masih perjaka ting-ting!!!
Umurnya pun masih 24 tahun. Depresi dan rasa bersalah terus menghantuinya. Dia
jadi ketakutan sendiri. Parahnya lagi, sekarang “adik” kecilnya itu, jadi tidak
bisa berdiri alias impoten. Biasanya, setiap pagi bangun, eh, ini sudah lebih
dari enam bulan, tidur terus. Makin panik dia!!! Apalagi, sulit baginya untuk
bisa menceritakan kejadian ini kepada yang lain. Malu!!!
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, apa ini termasuk kategori
pemerkosaan atau bukan. Bagi saya, iya. Kenapa? Karena dilakukan tidak
berdasarkan sama-sama suka atau sama-sama mau, dan dilakukan terhadap orang
yang sedang dalam keadaan tidak sadar. Pemerkosaan tidak harus selalu dalam
bentuk disetubuhi, tetapi dilecehkan seperti digerayangi dan dicolek pun bisa
disebut pemerkosaan atau pelecehan seksual.
Tidak semua negara memiliki definisi pemerkosaan yang sama, namun
kebanyakan didefinisikan sebagai terjadinya persetubuhan dalam bentuk penetrasi
yang dilakukan oleh pelaku terhadap korbannya. Penetrasi yang dimaksud dalam
hal ini biasanya adalah vagina, sedangkan untuk anal seks dan oral seks, masih banyak yang
kontroversi. Apakah ini termasuk pemerkosaan atau pelecehan seksual. Tapi buat
saya, sih, sama
saja! Yang namanya sudah “merampas” saya anggap sebagai pemerkosaan. Baik
penetrasi ataupun sekedar memegang, di organ kelamin ataupun di organ lainnya,
yang dirampas adalah harga diri. Dampaknya juga sama saja. Sama-sama bisa
membuat trauma, depresi, ketakutan, mimpi buruk, merasa bersalah, dan masih
banyak lagi.
Pemerkosa yang diperkosa juga bisa siapa saja. Bisa pacar, teman,
saudara kandung, saudara tiri, atasan, anak buah, suami, dan juga orang tidak
dikenal.
Motivasinya juga bisa macam-macam. Bisa karena marah, keinginan untuk
berkuasa dan mendominasi, sadis, penyimpangan seksual, tidak bisa mengontrol
diri, bahkan hanya karena kesenangan semata. Pastinya, siapapun yang melakukan
pemerkosaan, pasti ada yang salah dengan dirinya. Ngeri, ya?!
Banyak pemerkosaan yang belum terungkap karena berbagai alasan.
Umumnya adalah karena takut dan malu. Ini menyulitkan berbagai pihak, termasuk
kepolisian dan badan peneliti untuk bisa mempelajari lebih mendalam masalah
ini. Apalagi urusan pemerkosaan yang dilakukan terhadap pria dan terhadap
keluarga sendiri. Bukan hanya di negara kita, lho! Di mana-mana sama!
Ilustrasi