Rabu, 18 April 2012

Diperkosa Atasan Perempuan

Pria Korban Atasan Perempuan

ATASAN perempuan!!! Sudah berumur pula!!! Empat puluhan!!! Lumayan cantik dan seksi, sih!!! Tajir lagi!!! Anaknya dah tiga pula!!! Suaminya sudah ganti empat kali!!!
Kedengarannya aneh, ya? Biasanya, kan, perempuan yang diperkosa. Ini, kok, pria! Bagaimana bisa?! Tapi memang bisa, tuh! Gimana, dong?!

Awalnya dari sering diminta menemani makan siang. Lanjut menjadi tempat curhat. Lama-lama, mulai, deh, jadi sering ditelpon dan minta ditemani pergi. Imbalannya jabatan dan gaji naik. Siapa yang nggak mau?

Dipeluk dan dicium pipi, tadinya, sih, dipikir biasa saja. Tapi, kok, kemudian, jadi mulai agresif. Jawil-jawil dan cubit pantat mulai sering dilakukan. Tidak di depan orang banyak pastinya!!! Sampai kemudian, pada suatu malam, diundang makan malam dan diajakdugem bareng. Bodohnya, mau saja lagi dicekokin macam-macam. Pulangnya, diajak ke apartemen. Alasannya, minta diantar saja. Yah, namanya juga bujangan. Kalau cuma mengantar perempuan, jam berapa pun pasti mau. Nggak akan ada yang marah!!!

Setengah sadar, setengah tidak sadar, bukannya langsung pulang, dia nurut saja diajak masuk ke dalam kamar di apartemen itu. Katanya, dia juga sudah tidak kuat lagi untuk pulang karena kepala rasanya sudah berat. Yang dia tahu, bajunya dibuka dan perempuan itu mulai menggerayanginya. Sempat menolak, tapi, tidak sanggup. Dia bisa merasakan tubuh perempuan itu ada di atasnya dan menidurinya beberapa kali.
Nggak usah dilanjut, ya!!! Nanti kayak buku Enny Arrow lagi!!!

Anyway, setelah kejadian itu, dia merasa sangat tertekan. Masalahnya, tadinya, dia masih perjaka ting-ting!!! Umurnya pun masih 24 tahun. Depresi dan rasa bersalah terus menghantuinya. Dia jadi ketakutan sendiri. Parahnya lagi, sekarang “adik” kecilnya itu, jadi tidak bisa berdiri alias impoten. Biasanya, setiap pagi bangun, eh, ini sudah lebih dari enam bulan, tidur terus. Makin panik dia!!! Apalagi, sulit baginya untuk bisa menceritakan kejadian ini kepada yang lain. Malu!!!

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, apa ini termasuk kategori pemerkosaan atau bukan. Bagi saya, iya. Kenapa? Karena dilakukan tidak berdasarkan sama-sama suka atau sama-sama mau, dan dilakukan terhadap orang yang sedang dalam keadaan tidak sadar. Pemerkosaan tidak harus selalu dalam bentuk disetubuhi, tetapi dilecehkan seperti digerayangi dan dicolek pun bisa disebut pemerkosaan atau pelecehan seksual.

Tidak semua negara memiliki definisi pemerkosaan yang sama, namun kebanyakan didefinisikan sebagai terjadinya persetubuhan dalam bentuk penetrasi yang dilakukan oleh pelaku terhadap korbannya. Penetrasi yang dimaksud dalam hal ini biasanya adalah vagina, sedangkan untuk anal seks dan oral seks, masih banyak yang kontroversi. Apakah ini termasuk pemerkosaan atau pelecehan seksual. Tapi buat saya, sih, sama saja! Yang namanya sudah “merampas” saya anggap sebagai pemerkosaan. Baik penetrasi ataupun sekedar memegang, di organ kelamin ataupun di organ lainnya, yang dirampas adalah harga diri. Dampaknya juga sama saja. Sama-sama bisa membuat trauma, depresi, ketakutan, mimpi buruk, merasa bersalah, dan masih banyak lagi.
Pemerkosa yang diperkosa juga bisa siapa saja. Bisa pacar, teman, saudara kandung, saudara tiri, atasan, anak buah, suami, dan juga orang tidak dikenal. 
Motivasinya juga bisa macam-macam. Bisa karena marah, keinginan untuk berkuasa dan mendominasi, sadis, penyimpangan seksual, tidak bisa mengontrol diri, bahkan hanya karena kesenangan semata. Pastinya, siapapun yang melakukan pemerkosaan, pasti ada yang salah dengan dirinya. Ngeri, ya?!

Banyak pemerkosaan yang belum terungkap karena berbagai alasan. Umumnya adalah karena takut dan malu. Ini menyulitkan berbagai pihak, termasuk kepolisian dan badan peneliti untuk bisa mempelajari lebih mendalam masalah ini. Apalagi urusan pemerkosaan yang dilakukan terhadap pria dan terhadap keluarga sendiri. Bukan hanya di negara kita, lho! Di mana-mana sama!


Sebaiknya kita berhati-hati jangan sampai terjadi kejadian seperti ini menimpa kita. Mawas diri dan tetap waspada. Kalau bisa, sih, ikutan belajar bela diri. Kalau bisa, lho!!! Buat jaga-jaga saja !!!


                                                                Ilustrasi